Friday, 18 Jul 2025

Baja Lapis RI Tembus Pasar AS, Menperin: Bukti Daya Saing Industri Nasional

4 minutes reading
Friday, 18 Jul 2025 13:16 1 Admin

Jakarta (18/07) – Industri baja nasional terus menunjukkan ketangguhannya di tengah tantangan global. Peluang ekspor semakin terbuka lebar seiring dengan kebijakan pembatasan perdagangan di sejumlah negara besar, termasuk Amerika Serikat (AS) yang masih menerapkan tarif tinggi terhadap produk baja berdasarkan Section 232.

Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, meskipun tarif impor baja
di AS bisa mencapai 50 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata tarif
produk lain yang berkisar 19 persen, AS tetap bergantung pada impor untuk
memenuhi kebutuhan baja lapisnya.

“Ini menjadi
celah yang berhasil dimanfaatkan oleh industri nasional. Amerika tetap
membutuhkan baja lapis, dan Indonesia mampu menyediakannya dengan kualitas
tinggi,” kata Menperin dalam sambutannya pada acara Pelepasan Ekspor Produk
Baja Lapis PT Tata Metal Lestari ke Amerika Serikat, di Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta, Jumat (18/7).

Menperin
memberikan apresiasi tinggi kepada PT Tata Metal Lestari atas keberhasilannya
menembus pasar ekspor AS di tengah kebijakan proteksionis yang ketat.
Keberhasilan ini sebagai wujud ketangguhan industri manufaktur Indonesia dalam
menghasilkan produk berstandar global.

“Saya bangga
dan mengapresiasi capaian luar biasa ini. Produk baja lapis yang diekspor tidak
hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga menunjukkan daya saing
industri baja nasional yang terus meningkat,” tegasnya.

Dalam
kesempatan tersebut, PT Tata Metal Lestari mengirimkan ekspor baja lapis ke
pasar AS dengan volume sebesar 10.000 ton senilai USD 12,6 juta. Sepanjang
tahun 2025, perusahaan menargetkan ekspor mencapai 69.000 ton, naik 133%
dibandingkan realisasi tahun 2024.

“Informasi
yang kami terima menyebutkan bahwa ekspor ke Amerika Serikat dan Kanada telah
dilakukan secara berkelanjutan sejak Oktober 2024. Ini membuktikan bahwa produk
baja Indonesia dipercaya dan diterima di pasar global, bahkan di tengah
dinamika kebijakan perdagangan yang terus berubah,” tambah Menperin.

Agus juga
menyoroti pentingnya kolaborasi antara PT Tata Metal Lestari sebagai pelaku
industri hilir dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. selaku penyedia bahan
baku dari sektor hulu. “Sinergi ini mencerminkan kekuatan ekosistem industri
baja nasional yang solid dan mampu menjawab tantangan serta peluang pasar
global,” jelasnya.

Menperin
menekankan bahwa kunci penguatan ekonomi nasional terletak pada kemampuan
industri untuk menciptakan nilai tambah serta membangun jejaring hulu-hilir
yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif. Ia mendorong pelaku industri besi dan
baja untuk terus meningkatkan kualitas produksi dan berinovasi menciptakan
produk bernilai tambah tinggi serta ramah lingkungan.

“Dengan
strategi tersebut, saya yakin produk baja Indonesia akan semakin kompetitif dan
diterima luas di pasar internasional,” tegas Agus.

Pada
kesempatan yang sama, VP of Operations PT Tata Metal, Stephanus Koeswandi
menyampaikan bahwa ekspor ke AS kali ini merupakan bagian dari ekspansi agresif
perusahaan ke pasar global. “Bulan Februari kami ekspor 5000 ton, kemudian
setiap bulan terus meningkat hingga Juli ini kami ekspor 10.000 ton, atau
sekitar 14,5% dari total target ekspor 2025 yang mencapai 69.000 ton,”
jelasnya.

Menurut
Stephanus, peningkatan ekspor tahun 2025 ini telah mencapai 133% dibandingkan
2024. “Ini adalah bukti bahwa produk nasional mampu menjawab kebutuhan industri
konstruksi global, khususnya di pasar Amerika yang tetap terbuka,” ungkapnya.

Lebih lanjut,
dengan kontribusi ekspor sebesar 30–40 persen terhadap total penjualan Tata
Metal, kegiatan ini menjadi salah satu penopang penting bagi penguatan ekonomi
nasional berbasis industri, sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja di
sektor hilir.

Pelepasan kali
ini, ada tiga produk yang akan diekspor, yakni BJLAS (Baja Lapis Aluminium
Seng) bermerek Nexalume, BJLS (Baja Lapis Seng) bermerek Nexium, BJLS Warna
bermerek Nexcolor. “Produk yang diekspor telah melalui proses pelapisan baja
dan pelapisan warna sesuai standar kualitas internasional, dan digunakan
sebagai bahan baku roll-former untuk industri konstruksi di AS,” tukasnya.

Sementara itu,
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Akbar Djohan mengemukakan,
sinergi kedua perusahaan ini menjadi pondasi penting dalam memperkuat ekosistem
industri baja nasional. “Krakatau Baja Industri memiliki keandalan manufaktur
dalam memproduksi baja lembaran dingin (CRC) unggulan yang berkualitas tinggi
dan diakui di pasar dunia,” ujarnya.

Menurutnya,
pasar ekspor kini menjadi salah satu andalan bagi Krakatau Steel Group untuk
mendukung kinerja penjualan. Sebelumnya Krakatau Baja Industri telah melakuakan
ekspor ke Polandia dan dalam waktu dekat kegiatan ekspor juga akan terus kami
lakukan ke beberapa negara di Eropa lainnya.

“Kami
mendukung ekspor ini dengan pasokan baja lembaran berkualitas tinggi. Ekspor
ini tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga meningkatkan utilitas pabrik dan
memperkuat struktur industri hulu-hilir dalam negeri,” tegas Akbar.

Artikel ini juga tayang di vritimes

LAINNYA